Revitalisasi Motivasi Belajar di Tengah Melonjaknya Harga Timah Dunia
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam baik yang dapat diperbarui (renewable
resource) maupun yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resource).
Keberadaan sumber daya alam ini akan menjadi modal dasar pembangunan nasional.
Kekayaan sumber daya alam sebagian besar digunakan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakatnya. Pemanfaatan kekayaan alam harus dilaksanakan
seefektif mungkin demi tercapainya tujuan yang diharapkan yakni kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia. Kegiatan penambangan di Indonesia telah berlangsung
sejak awal sejarah bangsa Indonesia. Timah merupakan barang tambang yang sangat
penting dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Berdasarkan data dari
U.S. Geological Survey, Indonesia sukses menjadi negara kedua penghasil timah
terbesar didunia. Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang mampu
menghasilkan produksi timah terbesar yakni 90% total produksi timah yang ada di
Indonesia. Sebagian masyarakatnya mengadu nasib dari penambangan timah baik
yang bekerja di PT.Timah maupun yang beroperasi secara mandiri. Hal ini telah
dilakukan sejak zaman dulu bahkan telah bermula sejak abad pertama sampai kini
saat pandemi melanda dunia.
Pada akhir tahun 2019 ditemukan Corona
Virus Disease 2019 yang sangat memberikan dampak yang luar biasa di
berbagai lini kehidupan tak terkecuali di dunia pendidikan. Di Indonesia
sendiri di berlakukan lockdown hampir di seluruh wilayah guna
menghentikan persebaran virus corona. Kemendikbud mengambil
kebijakan di dalam dunia pendidikan berupa pemberlakuan sistem pembelajaran
jarak jauh (PJJ) dimana intensitas pertemuan antara guru dan siswa berlangsung
secara asynchronous. Pembelajaran asynchronous merupakan
pembelajaran dalam dunia pendidikan yang tidak terjadi pada tempat dan waktu
yang sama. Pembelajaran asynchronous menyebabkan peserta didik
kehilangan pengalaman belajar karena tidak adanya interaksi antara guru dan
siswa serta siswa dan siswa. Tentu saja hal ini memberikan dampak pada proses
dan kualitas pembelajaran, dimana guru diharapkan dapat melakukan proses
belajar mengajar dengan baik, menciptakan keadaan yang kondusif bagi siswa
dalam belajar serta mampu melakukan inovasi dan kreativitas dalam menerapkan
media dan metode yang menarik minat siswa agar terus semangat belajar, dan
lebih dari itu agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Selama
pembelajaran jarak jauh (PJJ) tentu menimbulkan dampak yang positif dan negatif.
Dampak positif tentu saja dalam hal pemanfaatan teknologi dalam dunia
pendidikan yang semakin berkembang. Guru menjadi lebih kreatif dalam
menggunakan teknologi yang dihubungkan dengan penggunaan metode dan media dalam
pembelajaran yang selama ini lebih didominasi oleh gaya mengajar konvensional. Selain
dampak positif, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga memberikan
dampak negatif yang dirasakan oleh peserta didik, antara lain karena tidak
adanya interaksi antara guru dan siswa secara langsung maka akan muncul rasa
malas dalam belajar dari peserta didik, ditambah lagi minimnya pengawasan dari
kedua orang tua di rumah sehingga motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik
peserta didik pun menjadi rendah.
SMA Negeri 1 Simpang Teritip yang
beralamatkan di Jalan Raya Pangkalpinang-Muntok KM. 104 juga melaksanakan hasil
keputusan yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud dalam melaksanakan proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di awal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,
peserta didik bersemangat dan menunjukkan motivasi belajar yang cukup baik.
Namun seiring berjalannya waktu, motivasi belajar peserta didik kian menurun
apalagi di tambah dengan melonjaknya harga timah dunia. Peserta didik lebih
memilih menghabiskan waktu untuk menambang timah demi mendapatkan penghasilan. Harga
timah yang terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2021 hingga sekarang
menyebabkan hampir seluruhnya aktivitas masyarakat Kecamatan Simpang Teritip
beralih mata pencaharian yang semula mengurusi perkebunan baik sawit ataupun
karet kini menjadi penambang timah mini, yang biasa di sebut dengan istilah
“nguser” oleh para penambang. Harga timah yang terus melambung dengan harga dua
ratus ribu per kilonya mampu menghipnotis masyarakat Simpang Teritip dalam
menjalankan aktivitas ekonominya sebagai penambang. Ternyata, bukan hanya
kepala keluarga yang terjun langsung di aktivitas penambangan timah mini
melainkan juga anak-anak nya yang notabene sebagai peserta didik di sekolah
untuk mencari tambahan biaya. Beragam alasan yang melatar belakangi peserta
didik dalam menambang di tengah pelaksanaan pembelajaran jarak jauh antara lain
membantu meringankan beban orang tua dan meningkatkan perekonomian keluarga.
Selain itu, alasan lain nya adalah mengisi waktu luang dan ingin hidup mandiri
tanpa ketergantungan dengan orang tua. Namun, ada banyak hal yang harus
dikorbankan oleh peserta didik antara lain kesulitan dalam membagi waktu antara
belajar di rumah dan bekerja. Bekerja sebagai penambang TI tentu menguras waktu
dan juga tenaga. Di mulai dari berangkat pagi sampai malam hari berada di
lokasi penambangan. Tersitanya waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar
tetapi dihabiskan untuk menambang sehingga mengganggu aktivitas belajar peserta
didik, dapat dilihat dari banyaknya yang melalaikan tugas dari sekolah, tidak
terkonsentrasinya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh karena
mengalami kelelahan fisik setelah aktivitasnya dalam menambang timah. Yang agak
mengkhawatirkan adalah peserta didik menjadi terlalu keasyikan bekerja sehingga
mengesampingkan kegiatan belajar, tugas menjadi terbengkalai bahkan kemungkinan
untuk drop out juga berpotensi besar.
Pada masa new normal, bulan Juli 2021 diberlakukanlah
pertemuan tatap muka (PTM) terbatas dengan menerapkan pembagian shift masuk
bagi peserta didik. PTM terbatas ini tentu tetap dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat agar tidak terjadi penyebaran virus corona. Hanya yang sangat disayangkan adalah respons
peserta didik yang ternyata kurang bersemangat pergi ke sekolah. Sebagian
siswanya karena sudah terlalu asyik mencari uang di saat belajar dari rumah
(BDR) kemudian terbawa sampai pertemuan tatap muka (PTM) terbatas dilaksanakan.
Sebagian peserta didik lebih memilih tidak bersekolah dengan alasan mencari
uang atau tidak terbangun saat jam masuk sekolah karena fisik yang kelelahan
saat bekerja. Hal ini tentu membawa kekhawatiran dan keprihatianan bagi sekolah
terutama guru. Kalau hal ini dibiarkan akan membawa dampak yang kurang baik
bagi pelaksanaan pembelajaran khususnya dan kualitas pendidikan umumnya. Oleh
karenanya perlu dilakukan revitalisasi dari berbagai unsur untuk terus memompa
semangat peserta didik agar terus bersekolah.
1. Meningkatkan
Peran Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang paling
mempunyai peran besar dalam andil membimbing dan memotivasi anak-anaknya untuk
terus bersemangat dalam menimba ilmu di sekolah.
a. Cara
orang tua mendidik
Anak adalah amanah yang
diberikan oleh Allah SWT kepada kedua orangtuanya. Oleh karena itu, orang tua
harus mendidik dan mengarahkan anak-anaknya melalui tauladan dan bimbingan yang
baik. Orang tua harus bisa menumbuhkan dan meningkatkan potensi anak, baik
secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Motivasi dan dukungan orang tua kepada
anak-anaknya tidak hanya sebatas ucapan saja, namun harus disertai dengan
terlibat langsung dalam mendampingi kegiatan belajar anak, memperhatikan
kondisi fisik dan psikis anak, memahami dan segera mengatasi apabila anak
mengalami kesulitan dan hambatan dalam belajar. Begitupun dengan keinginan anak
untuk mendapatkan uang dari menambang timah mini, orang tua hanya mengizinkan
untuk dilakukan ketika jadwal sekolah libur, tidak sampai mengganggu aktivitas
di sekolah.
b. Hubungan
baik antar anggota keluarga
Motivasi belajar
diperlukan untuk menghasilkan prestasi belajar yang berguna bagi kemandirian
dan masa depan anak. Keharmonisan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh anak
untuk meningkatkan fokusnya dalam belajar. Selain itu, keharmonisan dalam
keluarga akan sangat memberikan dampak pada terciptanya suasana yang kondusif
dalam proses belajar anak sehingga nantinya akan mendapatkan hasil atau
prestasi yang diharapkan. Saling mengingatkan antar anggota keluarga untuk bisa
bangun pagi dan mendisiplinkan antara ibadah dan aktivitas pagi agar tidak
sampai terlambat datang ke sekolah.
c. Suasana
rumah yang menyenangkan
Anggota keluarga harus
bisa meminimalisir permasalahan yang mengakibatkan keharmonisan dan keadaan
rumah menjadi tidak tenang. Jika suasana rumah sudah tidak menyenangkan bagi
anak maka anak akan terbebani dengan masalah keluarganya. Hal ini akan
mengganggu konsentrasi anak dalam belajar dan membuat suasana hati menjadi
kurang baik sehingga akan mempengaruhi semangatnya dalam bersekolah.
d. Faktor
ekonomi
Kewajiban orang tua
adalah mendidik, membimbing dan menyiapkan fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Dalam hal ini, orang tua berperan sepenuhnya dalam bertanggung
jawab memenuhi semua biaya yang diperlukan dalam pendidikan anak-anaknya. Sehingga
kalaupun anak-anaknya turut membantu meringankan beban orang tua tidak kemudian
mengambil alih sepenuhnya dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Orang tua
harus bersikap tegas agar anak-anaknya tidak mengalami kelelahan fisik dalam
bekerja yang berdampak pada menurunnya semangat belajar.
e. Latar
belakang masyarakat
Lingkungan masyarakat
berperan penting bagi terciptanya tumbuh kembang anak. Lingkungan yang baik
akan menghasilkan pribadi anak yang baik. Masyarakat bersama-sama saling
mendukung warganya untuk tetap bersekolah. Masyarakat mendukung pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara menciptakan suasana kondusif
bagi tempat belajar yang layak bagi anak-anak sekolah dan secara berkala
mengadakan pembinaan serta pengawasan yang berada di lokasi tempat tinggal. Perlunya
dilakukan penertiban kepada anak-anak yang menambang timah mini terutama yang
statusnya masih pelajar agar mereka lebih fokus kepada sekolahnya dan rutin
melakukan bimbingan kepada anak dan orang tua guna kelancaran pendidikan
warganya.
2. Memaksimalkan
Peran Sekolah dan Guru
1. Penegakan
disiplin sekolah
Peraturan sekolah terkait
penegakan disiplin sangat diperlukan menurut peraturan dan tata tertib yang
sudah ditetapkan. Pemantauan terhadap disiplin anak harus dilakukan secara
terus menerus dan berulang-ulang. Bila sikap disiplin sudah tertanam baik pada
diri siswa maka dengan sendirinya kondisi belajar di sekolah akan teratur dan
dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Siswa yang mempunyai
kesadaran akan pentingnya mentaati aturan dan kedisiplinan pasti akan memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi. Peserta didik dapat memanfaatkan waktunya
dengan baik sehingga akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Sebaliknya, peserta didik yang kurang disiplin dalam mentaati aturan dan tata
tertib sekolah maka akan didapatkan hasil belajar yang tidak optimal. Untuk
itulah kemudian perlu diberikan sanksi yang tegas bagi peserta didik yang
dengan sengaja meninggalkan atau tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah
demi mencari uang dengan menambang.
2. Tersedianya
sarana dan prasarana di sekolah
Sarana dan prasarana
belajar yang dimaksudkan disini adalah lingkungan kelas dan fasilitas belajar yang memadai guna
mendapatkan kenyamanan saat belajar di sekolah. Kelengkapan sarana dan
prasarana di sekolah akan mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar dan
diharapkan semangat belajar siswa di sekolah akan semakin tinggi.
3. Hubungan
baik antar warga sekolah
Dalam proses belajar,
peserta didik akan membutuhkan interaksi dengan orang lain, baik siswa dengan
guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan warga sekolah lainnya. Keharmonisan
dalam hubungan baik di sekolah bisa tercipta jika pendidik mampu menempatkan
dirinya dalam kondisi kejiwaan peserta didik.
Peserta didik yang hubungan dengan orang lain dalam sekolahnya kurang
maka akan mudah merasa bosan dan cenderung meninggalkan kegiatan belajarnya
sehingga beralih mencari aktivitas yang menarik menurutnya di luar kegiatan
sekolah. Tentu hal ini dapat menghambat tujuan dari pendidikan. Hubungan baik
antar warga sekolah akan menumbuhkan motivasi belajar yang akan mampu
meningkatkan keaktifan dan keefektifan belajar yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap prestasi sekolah. Pentingnya peran teman sebaya, guru dan warga sekolah
lainnya untuk saling mengingatkan apabila ada peserta didik yang mulai kurang
motivasi belajarnya dengan alasan lebih senang mencari uang daripada belajar.
4. Melakukan
kunjungan ke rumah orang tua siswa (home visit)
Guru adalah sosok
yang menjadi motivator dan fasilitator dalam menanamkan nilai-nilai sosial
peserta didiknya agar terbentuk pribadi yang berkarakter. Guru merupakan unsur
penting yang diharapkan mampu menjaga kestabilan emosi, pandai, bijaksana,
mempunyai keikhlasan dan sikap positif yang pada akhirnya mampu menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan peserta
didik pada khususnya. Peran guru di SMA Negeri 1 Simpang Teritip tentu porsinya
akan lebih besar daripada sekedar mentrasfer ilmu pengetahuan. Guru harus
memainkan perannya sebagai sahabat sekaligus orang tua dalam membimbing
anak-anaknya untuk terus bersekolah di tengah aktivitas menambang. Memang harus
diakui bahwa hasil dari menambang timah ini setiap harinya peserta didik bisa
mendapatkan ratusan bahkan jutaan rupiah. Hal ini yang menjadi tantangan
tersendiri bagi guru untuk terus memberikan semangat kepada peserta didiknya
agar tetap fokus sekolah dan menyelesaikan tugas pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya. Guru seperti tidak kenal waktu dalam menjalin intensitas
bersama peserta didiknya dalam hal berkomunikasi demi menghadirkan mereka dalam
pertemuan luring maupun daring. Tentu saja guru tidak bisa berdiri sendiri
tanpa dukungan dan kerja sama dengan orang tua siswa. Tidak jarang guru
melakukan home visit ke kediaman peserta didik hanya karena mereka tidak
respon dan tanggap pada semua hal yang menyangkut pembelajaran di sekolah.
Kunjungan guru ke rumah peserta didik ini tidak lain dan tidak bukan untuk
memberikan motivasi agar mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk
tetap bisa bersekolah.
Kualitas pendidikan akan semakin maju bila adanya sinergisitas antara pemerintah selaku pengambil kebijakan dan penjamin keamanan warga negaranya, sekolah sebagai lembaga yang pencetak generasi penerus bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual dan berkarakter Pancasila, serta orang tua yang tentu saja memiliki peran yang signifikan di dalam membimbing dan mengarahkan putra putrinya untuk memiliki semangat dan motivasi yang besar demi mensukseskan pendidikan yang pada akhirnya menjadi jalan bagi terwujudnya cita-cita yang diimpikan.
Hema Susilawati, S.Pd
Guru Mapel Geografi